BEBERAPA bulan lagi Indonesia akan menggelar pesta demokrasi dalam pemilu 2024. Pilihan sistem pemilu secara nasional ini memberikan peluang bagi keterwakilan perempuan. Lantas apa yang bisa dilakukan perempuan muda untuk terlibat dalam kontestasi pemilu? Apakah cukup perempuan muda berpartisipasi dengan melakukan pemilihan langsung seperti yang digaungkan pemerintah selama ini: jangan golput-datang ke bilik-nyoblos.
Perempuan muda memegang peranan penting dalam menyukseskan pesta demokrasi pada 2024 mendatang. Baik sebagai pemilih, penyelenggara, calon legislator ataupun calon kepala daerah. Terlebih, populasi penduduk di Indonesia didominasi perempuan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk perempuan 1,45 juta jiwa lebih banyak dibanding laki-laki. Dengan angka populasi yang sebesar ini perempuan seharusnya menjadi elemen penting dalam demokrasi di Tanah air.
Faktanya, banyak hambatan ketika perempuan berpartisipasi aktif salah satunya keterbatasan dalam akses dan representasi. Pemikiran dan pandangan perempuan muda sering kali tidak dipertimbangkan dengan serius dalam proses pengambilan keputusan politik. Problem muncul sejak mereka menggagas ide atau sebuah gagasan tak mendapat respon dari pengambil kebijakan. Ada gap (kesenjangan) dari penggagas ide dan penerima ide.
Gap ini yang kerap menimbulkan isu anak muda perempuan apatis terhadap politik, ini pula yang membuat perempuan muda lebih tidak aksesibel. Apalagi representasi yang membingkai perempuan muda sebagai anggota DPR atau wali kota sangat sedikit dan direpresentasikan oleh talenta atau aktor itu saja yang merupakan representasi kehidupan nyata. Isu-isu perempuan di parlemen masih kurang terwakilkan.
Satu contoh rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) yang membutuhkan waktu 10 tahun untuk disahkan padahal isunya urgen sekali. Selain itu, sosial kultur masyarakat juga berpengaruh terhadap psikologis perempuan. Perempuan punya kepercayaan diri yang rendah dalam bersaing dengan laki-laki dalam pengambilan keputusan dan ini turut menghambat ekonomi.
Nilai-nilai yang masih mendiskriminasi perempuan dalam masyarakat ini tidak hanya terjadi di bidang politik saja tetapi perempuan di area perhutanan, perempuan nelayan yang juga tidak direpresentasikan, padahal permasalahan mereka sangat berlapis apalagi dengan kebijakan yang tidak mengutamakan kaum muda dan perempuan. Sudah tidak terwakilkan, tidak didengar pula, dan ketika pengambilan keputusan tidak dilibatkan.
Hal ini merefleksikan bahwa representasi perempuan pada ranah politik masih jauh dari cukup untuk memperjuangkan dan mengangkat isu perempuan sehingga perlu usaha untuk meningkatkan representasi dan akses keterlibatan perempuan dalam politik.
Keterlibatan perempuan muda dalam politik
Bentuk keterlibatan yang bisa dilakukan perempuan muda untuk berpartisipasi dalam pesta demokrasi 2024 mendatang tak hanya dalam pemilihan langsung. Perempuan perlu lebih aktif terlibat dalam proses pembangunan.
Pertama, aktivisme dan organisasi. Perempuan muda sering terlibat dalam aktivisme sosial dan mampu membentuk gerakan untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan keadilan. Mereka dapat membentuk atau memanfaatkan organisasi dan kelompok advokasi agar dapat mempengaruhi politik dalam masyarakat. Aktivisme ini dapat meliput isu kesetaraan jender, pendidikan, kesehatan dan lingkungan.
Kedua, pendidikan dan kesadaran politik. Perempuan muda dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran politik dan pendidikan melalui berbagai mekanisme seperti seperti pendidikan formal dan informal serta media sosial. Perempuan muda dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilan mereka untuk mendidik teman-teman sebayanya mengenai pentingnya partisipasi politik dan hak-hak mereka sebagai warga negara. Perempuan muda bisa menyampaikan opini melalui media sosial atau berdiskusi tentang isu-isu politik lewat messenger yang populer seperti Whatsapp.
Catatan Redaksi:
Kantamedia.com menerima tulisan cerpen, puisi dan opini dari masyarakat luas. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke redaksi@kantamedia.com disertai dengan tanda pengenal dan foto diri.