Kantamedia.com, Palangka Raya – Kemarau Kering yang melanda wilayah Kalimantan Tengah (kalteng), membuat beberapa pihak saling bersinergi melakukan upaya agar tak terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Untuk itu Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Provinsi (BPBPK) Kalteng terus memantau pekembangan terkini penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kabupaten/Kota.
Melalui rapat yang dilaksanakan setiap hari secara virtual dengan Anggota Satgas Posko Penanganan Darurat Bencana Karhutla Prov. Kalteng, Kabupaten/Kota se-Kalteng dan instansi terkait.
Plt. Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBPK Ahmad Toyib, mengungkapkan, bahwa penanganan Karhutla di Kabupaten/Kota terus dilakukan oleh Tim Satgas Terpadu Karhutla dengan melaksanakan patroli, pengecekan titik fire spot dan melaksanakan pemadaman, Kamis (17/8/2023).
“Penanganan kejadian Karhutla dari tim darat Kabupaten/Kota pada tanggal 16 Agustus 2023 kemarin yakni di Kota Palangka Raya ada 9 titik kondisi api padam, di barsel ada 1 titik kondisi api padam, di Kobar ada 2 titik kondisi api padam, di katingan 1 titik kondisi api padam, di Sukamara ada 1 titik kondisi api padam,”ucapnya.
Selanjutnya tambah Ahmad Toyib, di Seruyan ada 2 titik kondisi api padam, di Barut ada 1 titik kondisi api padam, di Gumas ada 1 titik kondisi api padam, di Pulpis ada 1 titik kondisi api padam, di Kapuas ada 1 titik kondisi api padam, dan di Kotim ada 5 titik kondisi api, ada yang sudah padam dan ada yang masih belum padam.
Toyib memaparkan dalam penanggulangan Karhutla itu, ada juga tim satgas udara yang melaksanakan Waterbombing di Desa Tumbang Bulan dan Mendawai, Katingan dengan kondisi api belum padam. Lalu, di Desa Tanjung Sanggalang, Pulpis kondisi api belum padam, di Desa Tanjung Pinang, Kec. Pahandut Kota Palangka Raya kondisi api masih berasap, di Kec. Baamang Tengah, Kotim kondisi api masih berasap.
“Dalam melakukan pemadaman para Tim Satgas melakukannya sampai malam hari. Kemudian, minimnya sumber air di lapangan dan tidak ada akses jalan menuju titik lokasi juga menjadi kendala Tim Satgas,“ ujar Toyib.
Dia menambahkan, minimnya sumber air membuat petugas kesulitan memadamkan api yang membakar lahan, apalagi ada tiupan angina menambah cepat membakar lahan yang sebagian dari semak belukar kering. (Mhu)