Palangka Raya, Kantamedia.com – Setiap perayaan Paskah, Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kristen Km 2,5 dan Km 12 Jalan Tjilik Riwut Palangka Raya, selalu dipadati para peziarah. Seperti yang terlihat pada Jumat (7/4/2023) sore.
Kegiatan ziarah itu sudah merupakan tradisi di kota palangka raya yang dilakukan umat Kristiani setiap peringatan Paskah.
Tradisi ziarah tersebut dilakukan sebagai kegiatan rohani umat Kristiani dengan membersihkan pusara sanak saudara atau kerabat yang telah meninggal, sekaligus memanjatkan doa di makam.
Cici, salah seorang peziarah mengatakan, membersihkan pusara sanak saudara atau kerabat, sekaligus memanjatkan doa di makam, sudah merupakan kebiasaan sejak dahulunya. Terutama pada saat menyambut perayaan Paskah.
Dikatakan, ziarah tersebut biasanya dilakukan umat Kristiani usai melaksanakan ibadah Jumat Agung, yakni dimulai dari hari Jumat sampai hari Minggu.
“Kalau dulu di malam Paskah (malam Minggu) biasanya banyak umat Kristiani bermalam di makam, dan di Minggu paginya dilaksanakan ibadah Paskah di area pemakaman,” kata Cici saat dibincangi di TPU Kristen Km 12 Jalan Tjilik Riwut Palangka Raya.
Cici melanjutkan, kebiasaan ziarah tersebut dilakukan sebagai kegiatan rohani umat Kristiani yang percaya bahwa Yesus disalibkan, mati dan dikuburkan, dan pada hari yang ketiga, bangkit dari antara orang mati.
”Jadi Paskah, merupakan kegiatan sakral bagi umat kristiani, yang diimplementasikan mendalam kepada kerabat yang telah lebih dahulu dipanggil pulang oleh Tuhan,” tambahnya.
Dari pantauan di TPU Kristen Km 2,5 dan Km 12 Jalan Tjilik Riwut Palangka Raya, terlihat umat Kristiani memadati area TPU tersebut.
Terlihat rombongan warga silih berganti memasuki area makam. Nampak pula antrean kendaraan roda dua dan roda empat untuk memasuki kawasan pemakaman.
Tak hanya itu, selain ziarah untuk membersihkan makam dan memanjatkan doa di pusara, maka setiap Paskah ada tradisi yang menjadi kebiasaan sejak lama dilakukan masyarakat Kristiani di Palangka Raya, yakni menghabiskan waktu malam hingga pagi hari di makam sekaligus mengikuti ibadah yang difasilitasi pihak gereja di area pemakaman.
Tradisi ini sudah ada selama beberapa puluh tahun di kota Palangkaraya. Tidak diketahui siapa yang pertama kali memulainya. Tradisi ini telah menjadi ciri khas di ibu kota Kalimantan Tengah hingga saat ini saat menjelang Paskah.
“Menjadi tradisi, dimana umat Kristen beramai-ramai datang ke makam sanak keluarga, hingga menghabiskan waktu malam. Setelah itu pagi harinya atau subuh pukul 04.00 WIB mengikuti kegiatan ibadah bersama-sama,” terangnya.
Selain itu, momentum Paskah juga dimanfaatkan oleh para pedagang untuk mengais rezeki dengan menjajakan beragam pernak pernik ziarah paskah, seperti lilin, bunga, parfum dan lain sebagainya. Termasuk menjajakan beragam makanan dan minuman.
Rangkaian peringatan Paskah ini juga dikawal ketat petugas pengamanan, baik dari personel kepolisian maupun dari Dinas Perhubungan kota setempat. (MCI/jnp)