Kantamedia.com – Stres tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga mempercepat penuaan kulit. Dosen Fakultas Kedokteran IPB University, dr. Widya Khairunnisa Sarkowi, MSc, menyebut riset terhadap perempuan berusia 18–34 tahun menunjukkan 43,5 persen responden yang mengalami stres melaporkan kulit kusam akibat pelepasan hormon kortisol.
“Kortisol bisa memicu peradangan, menurunkan aliran darah ke kulit, merusak skin barrier, meningkatkan pigmen, serta merangsang produksi minyak berlebih. Dampaknya, kulit jadi kusam, kering, hingga rentan berjerawat,” jelas dr. Widya, dikutip dari CNBC Indonesia, Rabu (22/10/2025).
Ia menambahkan, kortisol juga mempercepat kerusakan kolagen sehingga kulit lebih cepat keriput dan menua. Tingginya kadar hormon ini bahkan dapat memicu radikal bebas serta merusak DNA sel kulit, terutama bila dikombinasikan dengan paparan sinar UV, polusi, atau asap rokok.
“Kalau stres batin bertemu dengan paparan sinar matahari dan polusi, efeknya bisa saling memperburuk. Kulit akan tampak lebih kusam dan tanda-tanda penuaan muncul lebih cepat,” ujarnya.
Stres kronis disebut perlu diwaspadai karena kadar kortisol yang terus tinggi dapat mempercepat kerusakan kolagen, meningkatkan pigmentasi, dan membuat kulit lebih sensitif. “Itulah mengapa orang dengan stres kronis sering kali terlihat lebih cepat menua,” imbuhnya.
Sebagai solusi, dr. Widya menekankan pentingnya perawatan menyeluruh. Produk perawatan kulit seperti tabir surya, pelembap, dan skincare antioksidan memang bermanfaat, namun tidak akan efektif tanpa pengelolaan stres.
“Skincare harus dibarengi dengan tidur cukup, olahraga, hingga mindfulness seperti yoga dan meditasi. Gaya hidup sehat dan pola makan bergizi juga sangat berpengaruh dalam menjaga kulit tetap sehat,” pungkasnya. (Mhu).



