Palangka Raya, Kantamedia.com – Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mencatat inflasi tahunan (year-on-year/y-on-y) sebesar 1,21 persen pada April 2025 dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,02. Angka ini menunjukkan tren pelandaian dibandingkan April 2024, namun tekanan harga tetap ada pada sejumlah kelompok pengeluaran dan komoditas kunci.
“Inflasi kita cenderung melambat dibanding tahun lalu, tetapi indikator month-to-month dan year-to-date menunjukkan tekanan harga tetap ada, terutama dari sisi energi dan pangan segar,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah, Agnes Widiastuti di Palangka Raya, Jumat (2/5/2025).
Inflasi Kalteng y-on-y pada bulan Maret 2025 tertinggi terjadi di Kabupaten Kapuas dengan 1,81 persen (IHK 109,57), sedangkan inflasi terendah tercatat di Sampit, yakni 0,69 persen (IHK 106,85).
Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan signifikan secara tahunan meliputi:
- Perawatan pribadi dan jasa lainnya: naik 8,53 persen
- Pendidikan: naik 2,23 persen
- Penyediaan makanan dan minuman/restoran: naik 2,14 persen
- Pakaian dan alas kaki: naik 2,13 persen
- Kesehatan: naik 2,01 persen
- Makanan, minuman, dan tembakau: naik 1,32 persen
Di sisi lain, tiga kelompok mencatat deflasi y-on-y:
- Transportasi: turun 2,08 persen
- Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan: turun 0,45 persen
- Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga: turun 0,25 persen
Dari sisi bulanan (month-to-month), Kalimantan Tengah mengalami inflasi sebesar 0,61 persen pada April 2025. Sementara inflasi kumulatif sejak awal tahun (year-to-date/y-to-d) tercatat 1,29 persen.
Menurut Agnes, dinamika harga pangan segar dan energi masih menjadi penentu utama arah inflasi Kalteng. Meski laju inflasi tahunan menurun dibanding April 2024 yang mencapai 2,99 persen, pola musiman dan distribusi logistik menjadi faktor yang tetap perlu diantisipasi.
“Pengawasan pasokan dan distribusi komoditas strategis harus terus ditingkatkan, terutama menjelang momen hari besar keagamaan dan musim panen,” tutupnya. (daw)