Kantamedia.com, Palangka Raya – Provinsi Kalteng berada di peringkat 11 inflasi tertinggi nasional, dan Kota Palangka Raya masuk dalam 10 besar inflasi tertinggi nasional. Hal ini diketahui saat Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Nasional di Aula Jayang Tingang (AJT), di Kantor Gubernur Kalteng, Rabu (3/5/2023). Meskipun demikian, pihak pemprov mengklaim jika kategori ini masih aman bagi Bumi Tambun Bungai.
“Kalteng bersyukur, berkat kerja sama antara pemprov, pemerintah kabupaten kota serta satgas pangan, sudah melakukan kerja sama yang maksimal, sehingga artinya Kalteng masih aman,” kata Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko usai mengikuti rakor secara virtual bersama Kemendagri tersebut.
Sebagai informasi, Provinsi Kalteng di bulan April berada di urutan 11 tertinggi inflasi nasional yakni 4,85 persen (y-o-y). Inflasi tersebut turun 0,77 persen (y-o-y) dibanding bulan Maret lalu yaitu 5,62 persen (y-o-y).
Menurut Yuas Elko, berada di urutan 11 ini artinya Kalteng berada di tengah-tengah. “Tidak masuk dalam 10 provinsi tertinggi, maupun 10 provinsi terendah, itu artinya kita masih aman,” ungkapnya.
Dirinya juga mengungkapkan bahwa ada beberapa komoditi yang perlu diperhatikan untuk mengendalikan inflasi. “Untuk komoditi yang mengalami kenaikan kemarin ada cabai merah, cabai rawit, ayam ras, dan daging sapi,” lanjutnya usai mengikuti rakor bersama Mendagri Tito Karnavian.
Yuas Elko juga membeberkan bahwa Pemprov Kalteng bersama pemda dan instansi terkait, akan terus melakukan langkah antisipasi untuk menekan laju inflasi di bumi pancasila ini.
“Sesuai arahan dari mendagri, pemprov akan mengadakan pasar murah, pasar penyeimbang, kemudian melakukan sidak-sidak, dan penanaman pangan percepatan tanaman jangka pendek,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpang) Riza Rahmadi mengatakan, pascaramadan dan lebaran ini, ketersediaan pangan di Kalteng masih dalam kondisi aman. (hlm/ami)